Selasa, 24 Desember 2019
Senin, 23 Desember 2019
Minggu, 22 Desember 2019
Minggu, 27 Oktober 2019
KISAH UZAIR
UZAIR
Uzair
masuk ke dalam kebunnya. ternyata, kebun itu dipenuhi pohon- pohon yang hijau,
rimbun, berbuah banyak dan mudah dipetik. burung-burung ramai bernyanyi. uzair
menghabiskan waktunya menikmati suasana damai, menghirup nuansa keindahan di
dalam kebun. kemudian ia mengisi satu keranjangnya dengan anggur dan keranjang
lainnya dengan buah tin. tak lupa Ia pun membawa beberapa Potong Roti, dan
kemudian menaiki keledai nya untuk pulang ke rumah.
ketika
memikirkan rahasia penciptaan alam dan merenungi keagungan wujud, tiba-tiba ia
tersesat jalan. Iya tak dapat mengenali jalannya. semuanya tampak kacau.
arahnya tampak samar. tanpa disadarinya, Iya telah berada di tengah-tengah
perkampungan yang hancur. Tak ada yang tersisa dari perkampungan itu selain
reruntuhan bangunan dan bekas-bekas kehidupan. piring-piring tampak berserakan
di antara tulang belulang yang remuk dan tubuh-tubuh yang hancur.
uzair turun dari keledainya, meletakkan dua keranjangnya, dan
menambatkan keledainya. kemudian ia menyandarkan punggungnya ke sebuah dinding
hingga kesadarannya terkumpul dan kekuatan serta pikirannya pulih kembali. ia
beristirahat disana menikmati semilir angin yang bertiup sepoi-sepoi. Iya
lepaskan seluruh kebingungan menutupi pikirannya dan mulai merenung. Iya
memikirkan tentang bagaimana mayat-mayat itu akan dibangkitkan, Bagaimana tubuh
tubuh yang telah hancur itu akan dihidupkan Setelah semuanya dimakan tanah dan
menjadi debu yang dibasahi hujan.
pikiran uzair menemui jalan buntu. Iya tak mampu merenungkan
semua kemungkinan itu. kedua matanya mulai terpejam, lututnya lemas dan
kemudian ia memasuki alam mimpi, seakan-akan sedang menyusul orang-orang yang
telah berada di alam kubur.
100 tahun berlalu. anak-anak telah menjadi tua orang-orang telah
mati meninggalkan dunia. bangsa-bangsa telah hilang dan berbagai bangunan telah
hancur. sementara itu, tulang belulangnya telah bercerai berai dan
persendiannya telah lepas. Allah berkehendak untuk menjadikan Uzair sebagai
penerang kepada manusia. Iya ditugaskan untuk menjelaskan masalah hangat
diperdebatkan orang-orang, masalah yang tidak terjawab dengan jelas. mereka
terus berselisih mengenai masalah itu dan mencoba mengatasinya dengan hukum
indrawi yang bisa dicerna oleh Indra dan penglihatan mereka. Allah ingin
menjadikan uzair sebagai bukti yang jelas mengenai kebangkitan manusia setelah
kematian.
Allah
mengumpulkan tulang-tulang Uzair, lalu menyempurnakan penciptaannya dan
meniupkan ruh padanya. tiba-tiba uzair bangun, dengan bentuk yang sempurna dan
bahkan lebih segar. Ia merasa seakan-akan baru terbangun dari tidur yang
pendek. Ia segera mencari keledainya serta memeriksa makanan dan minumannya.
sesosok
malaikat mendekatinya dan menanyainya bertanya, " menurutmu, Berapa lama
kau tidur, wahai uzair?"
uzair
yang belum sempat minum dan berpikir menjawab, " aku tidur sehari atau
setengah hari."
malaikat
itu berkata, " tidak. Sesungguhnya engkau telah tidur selama 100 tahun di
tempat ini. hujan telah menyirami mu, air mengguyur mu, angin menerpamu dan
waktu telah beranjak jauh melintasi mu. bersama tahun-tahun yang panjang dan
zaman yang silih berganti, makananmu masih utuh, minumanmu pun tak berubah.
tetapi lihatlah keledai mu, kau lihat tulang-belulangnya telah hancur dan semua
persendiannya telah lepas. Allah Azza wa Jalla hendak memperlihatkan kepadamu
bagaimana dia membangkitkan kembali tulang-belulang itu, bagaimana dia
menghidupkannya, lalu mengembuskan ruh kehidupan kepadanya. semua itu
ditunjukkan agar kau merasa tenang dan semakin meyakini kebangkitan; agar
imanmu tentang hari kiamat semakin kuat, juga untuk menjadikanmu tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi manusia, yang akan mengeluarkan mereka dari gelap
kesesatan dan keraguan serta menjelaskan dasar-dasar keimanan yang samar bagi
mereka."
uzair
menoleh, ternyata keledai miliknya, yang semula tinggal tulang belulang, kini
berdiri di atas empat kakinya, lengkap dengan tanda & ciri cirinya. keledai
Itu tampak hidup dan segar. maka uzair berkata, " aku yakin Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu."
Uzair
mengambil keledainya dan segera menyusuri jalan menuju rumahnya. meskipun
tanda-tanda jalan dan berbagai bangunan di sekitar tempat itu telah berubah,
Iya masih bisa mengenalinya. iya mulai mengingat-ingat masa lalunya, seperti
orang yang mengingat-ingat mimpi yang dilihatnya tadi malam. akhirnya, Iya tiba
di rumahnya.
Setibanya di sana, Uzair melihat seorang nenek-nenek yang tak
bisa berdiri dengan tegak. tulang-tulangnya telah rapuh dan otot-ototnya telah
lemah. nenek Renta itu masih bertahan hidup meski usianya beranjak semakin tua
menuju ajal. penglihatan nenek tua itu telah buta. setelah diperhatikan dengan
seksama, ternyata Ia adalah budak perempuan uzair, yang saat ditinggalkan masih
anak-anak.
Uzair bertanya kepada si nenek, " Apakah ini rumah
Uzair?"
" benar. uzair," jawab si nenek dengan suara lemah
seperti tercekik. tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu. air matanya jatuh
berderai. nenek itu berkata lagi, " uzair telah pergi dan orang-orang
telah melupakannya. Sudah lama aku tidak menjumpai orang yang berbicara tentang
uzair, baru saat ini aku mendengarnya namanya disebut kembali."
Uzair berkata, " Aku adalah Uzair. Allah telah mematikan ku
selama 100 tahun. kemudian dia sekarang membangkitkanku pada wujud dan
menghidupkanku kembali."
nenek tua itu terguncang dan langsung membantah pengakuan uzair.
ia berkata tegas, "Uzair adalah lelaki Saleh yang doanya selalu
dikabulkan. setiap kali ia meminta sesuatu, Allah pasti mengabulkannya. setiap
kali ia memintakan kesembuhan bagi orang yang sakit, pasti Allah bukan si
sakit. jika kau memang benar uzair, berdoalah kepada Allah agar dia
menyembuhkan tubuhku dan mengembalikan penglihatanku.
uzair kemudian berdoa kepada Allah, dan tiba-tiba pandangan
nenek tua itu kembali sehat seperti sedia kala bahkan tubuhnya tampak lebih
sehat dan lebih segar. nenek tua itu mencium kedua tangan dan kaki uzair,
kemudian iya bergegas pergi menemui Bani Israil.
Di
antara kaum Bani Israil itu terdapat anak cucu Uzair yang sebagian di antaranya
telah berusia 80 tahun, sedang sebagiannya berusia 50-an. ada juga beberapa
saudara Uzair yang sudah sangat rentang, nyaris tak bisa melakukan apa-apa.
nenek itu berteriak-teriak, "Uzair yang kurang lebih 100 tahun lalu telah
hilang, kini dikembalikan lagi oleh Allah dalam rupa lelaki yang wajahnya lebih
segar dan lebih muda."
uzair
muncul menemui mereka dalam penampilan seorang lelaki yang mudah dan gagah.
mereka mengingkari bahwa yang berdiri di hadapan mereka adalah uzair. namun
mereka penasaran mendengar cerita si nenek sehingga mereka ingin mengujinya
membuktikan kebenaran ucapannya.
seorang
anak Uzair berkata, " bapakku mempunyai tanda di pundaknya yang dengan
tanda itu ia bisa dibedakan dan dikenali." Mereka kemudian memeriksa
pundak uzair, ternyata Tanda itu ada di sana persis seperti yang diketahui
anaknya, juga seperti yang didengar cucu-cucunya. namun mereka masih penasaran
dan ingin merasa lebih yakin. masih ada keraguan yang meliputi pikiran mereka.
karena itu, ketua mereka berkata, " kami mendapat cerita bahwa sejak
nebukadnezar datang ke Baitul Maqdis dan sejak Taurat terbakar, di muka bumi
hanya tinggal segelintir orang yang hafal Taurat. di antara mereka adalah
uzair. Jika kau benar Uzair, bacakanlah kepada kami apa yang dulu engkau hafal.
uzair
menceritakan peristiwa itu kemudian mengakhirinya dengan Taurat yang ia hafal
tanpa mengurangi, mengubah atau menggantinya sedikitpun.
berangsur-angsur
mereka mulai mempercayai ceritanya. kemudian mereka merangkulnya seperti
perasaan haru. Namun, karena kekerasan hati mereka, peristiwa itu tidak membuat
mereka semakin beriman, melainkan justru membuat mereka semakin kafir. dengan
mantap mereka berkata. " uzair itu Putera Allah."
Sumber :
Buku Induk Kisah-kisah Al-Qur’an
.post-body{-webkit-touch-callout:none;-webkit-user-select:none;-moz-user-select:none;-ms-user-select:none;-o-user-select:none;user-select:none}
Jumat, 18 Oktober 2019
Rabu, 16 Oktober 2019
KISAH PERNIKAHAN NABI ADAM DENGAN IBU HAWA
PERNIKAHAN NABI ADAM DENGAN IBU HAWA
Abu Hurairah
meriwayatkan bahwa Allah menciptakan dan menempatkan Adam di surga pada hari
Jum’at, begitu juga mengeluarkannya dari sana. Pada hari Jum’at pula Adam
bertobat kepada Allah. Oleh karena itu, pada hari Jum’at terdapat saat untuk
berdoa yag mustajab.
Seusai Adam
tercipta, ia tak menemui satu makhluk pun yang sejenis dengannya. Ia aksana
burung yang melayang bersama bayang-bayangnya. Ia merasa kesepian. Ketika
tengah dudu-duduk seorang diri, tiba-tiba ia diusap kantuk. Saat itulah Allah
emnciptakan seorang wanita, yakni Hawa a.s. Ia menghimpun pada diri Hawa a.s.
seluruh unsur kecantikan dan keanggunan, kesejukan tatapan mata dan kesucian
kebersihan, yang semuanya itu akan terdapat pada hari kiamat.
Dengan begitu, ia
menjadi satu-satunya wanita yang paling cantik di seantero bumi dan langit.
Begitupun semua unsur cinta dan perasaan rindu dan kasih sayang, Allah himpun
di relung kalbu Adam a.s. sehingga menjadi orang yang paling banyak dan paling
dalam rasa cintanya terhadap seorang wanita, yaitu Hawa a.s. Suatu rasa cinta
yang tidak dimiliki oleh semua lelaki di dunia.
Kemudian, Allah
memakaikan pada hawa tujuh puluh perhiasan surgawi nan indah. Ia duduk di ats
kursi emas berlian. Adam terkejut demi bangun dari tidurnya melihat sesosok
wanita rupawan.
“Siapa Anda?”
tanya Adam.
“Aku diciptakan
oleh Allah untukmu.” Jawab Hawa.
“Kalau begitu
kemarilah!” ucap Nabi Adam.
“Tidak!” Hawa
menjawab.” .... engkaulah yang ke sini.”
Adam bangkit
mendekat. Mulai saat itu, berjalan suatu adat kebiasaan, lelakilah yang
mendatangi seorang wanita, bukan sebaliknya.
“Hai Adam,
bersabarlah. Ia belum halal sebelum engkau menikahinya.” Adam tiba-tiba
mendengar suara itu di kala akan menjulurkan tangannya.
Selanjutnya Allah
menitahkan segenap penghuni surga untuk menghias surga serta mempersiapkan
aneka hidangan untuk memeriahkan pernikahan Adan dan Hawa. Sedang Malaikat
langit berkumpul di bawah pohon thuba. Mulailah Allah menikahkan mereka.
“Segala puji
hanya bagi-Ku, Keagungan adalah pakaian-Ku. Kesombongan (bangga diri) adalah
selendang-Ku, dan makhluk-makhluk adalah abdi-Ku. Kunikahkan Adam dan Hawa,
suatu jenis makhluk yag paling rendah, dengan maskawin bertahlil serta
bertasbih kepada-Ku. Dan Kujadikan para malaikat dan para penghuni surga
sebagai saksi.
Setelah itu mereka
menyerahkan Hawa kepada Adam. Ia menerima sambil berkata : “Ya Tuhanku, apa
maskawin yang harus kuberikan kepadanya? Emas, perak, atau intan kumala?”
“Bukan.” Rabbul,
Izzati menjawab.
“Kalau begitu,
apa?”
“Maskawinmu
adalah membaca shalawat sepuluh kali kepda Rasul-Ku Muhammad, penutup para
Rasul dan penghuu sekalian Nabi.
Kisah ini
menyiratkan bahwa Allah swt. memerintahkan Adam untuk membaca shalawat kepada
Nabi Muhammad saw. sebagai maskawin, sehingga Hawa menjadi halal baginya. Dan
dia juga menganjurkan ummat Muhammad saw. membaca shalawat kepadanya sehingga
Dia mengharamkan mereka masuk neraka. Juga ia menganjurkan agar banyak
mengucapkan salam untuk beliau, sehingga Dia menghalalkan mereka masuk surga.
Selasa, 15 Oktober 2019
HUKUM BELAJAR ILMU TAJWID
HUKUM BELAJAR ILMU TAJWID
Hal yang utama dari belajar
membaca alquran adalah juga belajar tajwid al-quran. Pada tahapan belajar, atau pada ilmu tajwid dasar
dipelajari ketika kita sudah mengetahui huruf huruf alquran atau huruf huruf
hijaiyah, serta kita sudah bisa membaca huruf huruf tersebut. Hukum nun mati,
hukum mim mati, alif lam syamsiah serta hukum mad menjadi hal mendasar untuk
kita pelajari.
Apakah Itu
Tajwid Alquran ? tajwid alquran adalah tata cara membaca alquran dengan baik
dan benar, sesui dengan kaidah-kaidah membaca alquran.
Dalam ilmu keislaman khususnya di bidang membaca alquran dikenal dengan ilmu tajwid.
Dalam ilmu keislaman khususnya di bidang membaca alquran dikenal dengan ilmu tajwid.
Tajwīd (تجويد) secara harfiah bermakna melakukan sesuatu
dengan baik dan indah atau bagus dan membaguskan, dalam bahasa arab, tajwid
berasal dari kata Jawwada (جوّد-يجوّد-تجويدا).
Menurut ilmu
qiro’ah tajwid juga berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan
sifat-sifat yang dimilikinya.
Jadi ilmu
tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau
mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Quran maupun bukan
.Pengertian lain dari ilmu tajwid ialah
menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan ayat
al-Quran. Para ulama menyatakan bahwa hukum bagi mempelajari tajwid
itu adalah fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca al-Quran
adalah fardhu ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf
atau dewasa.
HUKUM-HUKUM DALAM BELAJAR TAJWID AL-QURAN
MACAM
– MACAM HUKUM TAJWID
HUKUM BACAAN NUN MATI/ TANWIN – BELAJAR TAJWID
AL-QURAN
Nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ) jika bertemu dengan huruf-huruf
hijaiyyah, hukum bacaannya ada 5 macam, yaitu:
IZHAR (إظهار) DAN HURUF IZHAR
Izhar artinya jelas atau terang. Apabila ada
nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)bertemu dengan salah
satu huruf halqi (ا ح خ ع غ ه ), maka dibacanya
jelas/terang.
IDGHAM (إدغام) DAN HURUF IDGHAM
Idgham Bighunnah (dilebur dengan disertai dengung)
Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)kedalam huruf sesudahnya dengan disertai (ber)dengung, jika bertemu dengan salah satu huruf yang empat, yaitu: ن م و ي
Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)kedalam huruf sesudahnya dengan disertai (ber)dengung, jika bertemu dengan salah satu huruf yang empat, yaitu: ن م و ي
Idgham Bilaghunnah (dilebur tanpa dengung)
Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)kedalam huruf sesudahnya tanpa disertai dengung, jika bertemu dengan huruf lam atau ra (ر، ل)
Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)kedalam huruf sesudahnya tanpa disertai dengung, jika bertemu dengan huruf lam atau ra (ر، ل)
IQLAB (إقلاب) DAN HURUF IQLAB
Iqlab artinya menukar atau mengganti. Apabila
ada nun mati atau tanwin(ـًـٍـٌ / نْ)
bertemu dengan huruf ba (ب), maka cara
membacanya dengan menyuarakan /merubah bunyi نْ
menjadi suara mim (مْ), dengan merapatkan
dua bibir serta mendengung.
IKHFA (إخفاء) DAN HURUF IKHFA
Ikhfa artinya menyamarkan atau tidak jelas.
Apabila ada nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ /نْ)
bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang 15, ta'(ت), tha’ (ث), jim (ج), dal (د),
dzal (ذ), zai (ز),
sin (س), syin (ش),
sod (ص), dhod (ض),
tho (ط), zho (ظ),
fa’ (م), qof (م),
dan kaf (ك)
Jika merunut secara bahasa, Ikhfa’ memiliki
arti samar. Samar dalam hal ini adalah samar dalam mengucapkan bacaan antara
Izhar dan Idghom. Ada juga yang mengatakan samar dalam hal suara Nun Mati yang
ada pada bacaan terkait.
Walaupun demikian, secara kesimpulan tetap
sama, yakni samar.
Dalam pengertian hukum tajwid, Ikhfa’ adalah
satu hukum yang disematkan pada bacaan nun mati atau tanwin ketika bertemu
dengan salah satu di antara 15 huruf hijaiyah. Huruf-huruf ini yang nanti
menjadi topik bahasan dalam artikel ini. Termasuk contoh dan bagaimana cara
membacanya.
Ikhfa’ sendiri tidak hanya menjadi hukum yang
ada pada bahasan Nun Mati dan Tanwin. Ikhfa’ juga ada pada bagian pembahasan
Mim Mati, namun nama Ikhfa’-nya diberi tambahan Syafawi. Tambahan tersebut
adalah tanda yang menunjukkan bahwa Ikhfa’ yang dimaksud adalah Ikhfa’ dalam
pembahasan Mim Mati, bukan Nun Mati dan Tanwin.
SUARA GHUNNAH PADA BACAAN IKHFA
Ikhfa’ adalah membunyikan samar-samar antara
Idzhar dan Idghom. Secara posisi bacaan, Ikhfa’ ada di tengah-tengah. Karena
bacaan Ikhfa’ ini memiliki idghom yang samar, maka suara ghunnah yang dibawa
Idghom juga dimunculkan di sini.
Iya, Ikhfa’ memiliki ghunnah yang
samar-samar.
Lalu berapa panjang ghunnah pada Ikhfa’?
Ghunnah pada bacaan Ikhfa’ ini memiliki panjang dua harakat. Sehingga perlu
teliti benar orang yang membaca Al-Quran memperhatikan hal ini baik-baik. Sebab
tidak jarang, orang yang membunyikan bacaan Ikhfa’ tanpa memperhatikan panjang
dengungnya.
Bahkan banyak yang cara membacanya seperti
tanpa dengung dan langsung lanjut begitu saja.
Maka dibacanya samar-samar, antara jelas dan
tidak (antara izhar dan idgham) dengan mendengung.
HUKUM MEMBACA RA – BELAJAR
TAJWID AL-QURAN
Hukum bacaan Ra terbagi menjadi tiga,yaitu:
Ra dibaca Tafkhim artinya tebal
, apabila
keadaannya sbb:
1. Ra berharkat fathah اَلرَّسُوْلَ
2. Ra berharkat dhummah رُحَمَاءِ
3. Ra diwakafkan sebelumnya huruf yang berharkat fathah atau Dhummah يَنْصُرُ- َاْلاَبْتَرُ
4. Ra sukun sebelumnya huruf yang berbaris fathah atau dhummah تُرْجَعُوْنَ- يَرْحَمٌ
5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya terdapat alif atau wau yang mati اَلْغَفُوْرُ-اَلْجَبَّارُ
6. Bila ra terletak sesudah Hamzah Washal اُرْكُضْ- اِرْحَمْنَا
1. Ra berharkat fathah اَلرَّسُوْلَ
2. Ra berharkat dhummah رُحَمَاءِ
3. Ra diwakafkan sebelumnya huruf yang berharkat fathah atau Dhummah يَنْصُرُ- َاْلاَبْتَرُ
4. Ra sukun sebelumnya huruf yang berbaris fathah atau dhummah تُرْجَعُوْنَ- يَرْحَمٌ
5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya terdapat alif atau wau yang mati اَلْغَفُوْرُ-اَلْجَبَّارُ
6. Bila ra terletak sesudah Hamzah Washal اُرْكُضْ- اِرْحَمْنَا
Catatan : Hamzah Washal adalah Hamzah yang
apabila terletak dia diawal dibaca, tetapi kalau ada yang mendahuluinya dia
tidak dibaca
Ra dibaca tarqiq (tipis) atau Tarkik apabila keadaannya sebagai berikut:
Ra dibaca Tarkik bila:
1.Ra berharkat kasrah رِحْلَةَ الشّتَاءِ _ تَجْرِيْ
2. Ra sukun sebelumnya huruf berharkat kasrah dan sesudahnya bukanlah huruf Ist’la’ فِرْعَوْنَ – مِرْيَةٌ
3. Ra sukun sebelumnya huruf yan berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Ist’la’ dalam kata yang terpisah. فَصْبِرْصَبْرًا
4. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf berharkat kasrah atau ya sukun.
جَمِيْعٌ مُنْتَصِرٌ – يَوْمَئِذِ لَخَبِيْرٌ
5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya bukan huruf huruf Isti’la’dan sebelumnya didahului oleh huruf yang berbaris kasrah. ذِيْ الذِّكْر
Ra dibaca Tarkik bila:
1.Ra berharkat kasrah رِحْلَةَ الشّتَاءِ _ تَجْرِيْ
2. Ra sukun sebelumnya huruf berharkat kasrah dan sesudahnya bukanlah huruf Ist’la’ فِرْعَوْنَ – مِرْيَةٌ
3. Ra sukun sebelumnya huruf yan berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Ist’la’ dalam kata yang terpisah. فَصْبِرْصَبْرًا
4. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf berharkat kasrah atau ya sukun.
جَمِيْعٌ مُنْتَصِرٌ – يَوْمَئِذِ لَخَبِيْرٌ
5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya bukan huruf huruf Isti’la’dan sebelumnya didahului oleh huruf yang berbaris kasrah. ذِيْ الذِّكْر
huruf Isti’lak ialah melafalkan huruf dengan
mengangkat pangkal lidah kelangit-langit yang mengakibatkan hurfnya besar ق ص ض ظ ط غ خ
Ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq:
Ra dibaca tarkik dan tafkhim bila:
Ra dibaca tarkik dan tafkhim bila:
1. Ra sukun sebelumnya berharkat kasrah dan
sesudahnya huruf Isti’la’ berharkat kasrah atau Kasratain. مِنْ عِرْضِهِ – بِحِرْص
2. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf Isti’la’ yang berbaris mati, yang diawali dengan huruf yang berharkat kasrah. الْقِطْرِ – مِصْرِ
2. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf Isti’la’ yang berbaris mati, yang diawali dengan huruf yang berharkat kasrah. الْقِطْرِ – مِصْرِ
HUKUM BACAAN MAAD – BELAJAR
TAJWID AL-QURAN
Pengertian dari mad adalah memanjangkan suara
suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ا و ي
Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :
Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :
1. MAD ASHLI / MAD THOBI’I
Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :
– huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
– huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
– huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati
Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.
contoh :
– huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
– huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
– huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati
Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.
contoh :
2. MAD FAR’I
Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13
macam, yaitu :
MAD WAJIB MUTTASHIL
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan
hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat =
ketukan/panjang setiap suara)
Contoh :
Contoh :
جاء- جِيء – سُوء
MAD JAIZ MUNFASHIL
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan
hamzah dalam kata yang berbeda.
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).
Contoh :
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).
Contoh :
إنا
أنزلناه – قوا أنفسكم – يا أيها الناس
MAD ARIDH LISUKUUN
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan huruf
hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti).
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif). Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya kembali seperti mad thobi’i.
Contoh :
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif). Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya kembali seperti mad thobi’i.
Contoh :
خالدون
– هذا الكتاب – يوم الدين
MAD BADAL
Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal
kata. Lambang mad madal ini biasanya berupa tanda baris atau kasroh tegak .
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)
Contoh :
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)
Contoh :
أمن asalnya اَاْمَنَ
MAD ‘IWAD
Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir
kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain dan dibaca waqof.
Panjangnya 2 harokat (1 alif).
Contoh :
Panjangnya 2 harokat (1 alif).
Contoh :
سميعا – عليما –
بصيرا
MAD LAZIM MUTSAQQOL KALIMI
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf
yang bertasydid.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
Contoh :
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
Contoh :
من دبة –
الحاقة – ولا الضالين
MAD LAZIM MUKHOFFAF KALIMI
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf
sukun atau mati.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
Contoh :
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
Contoh :
آلآن asalnya االآن
MAD LAZIM HARFI MUSYBA’
Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam
al-qur’an. Huruf mad ini ada delapan, yaitu :
نَقَصَ عَسَلُكُمْ (م، ك، ل، س، ع، ص، ق،
ن)
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)
Contoh :
Contoh :
المّ
MAD LAZIM MUKHOFFAF HARFI
Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat
dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada lima, yaitu : ح - ر - ط - ه -
ي = حَيٌّ طَهُرَ
Panjangnya adalah 2 harokat.
Contoh :
Contoh :
حٰم
طٰهٰ
MAD LAYYIN
Mad ini terjadi bila :
huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg juga mempunyai baris.
Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).
Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).
Contoh :
huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg juga mempunyai baris.
Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).
Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).
Contoh :
من خوف – هذا
البيت
MAD SHILAH
Mad ini terjadi pada huruf “ha” di akhir kata
yang merupakan dhomir muzdakkar mufrod lilghoib (kata ganti orang ke-3
laki-laki).
Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah “ha” dhomir harus berbaris hidup dan bukan mati/sukun.
Mad shilah terbagi 2, yaitu :
Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah “ha” dhomir harus berbaris hidup dan bukan mati/sukun.
Mad shilah terbagi 2, yaitu :
-
Mad Shilah Qashiroh
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf “ha” dhomir.
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).
Contoh :
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf “ha” dhomir.
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).
Contoh :
له - ربه
-
Mad Shilah
Thowilah
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat
huruf hamzah.
Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 – 2,5 alif).
Contoh : ما له إذا تردّى – عنده إلا بإذنه
Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 – 2,5 alif).
Contoh : ما له إذا تردّى – عنده إلا بإذنه
MAD FARQU
Terjadi bila mad badal bertemu dengan huruf
yang bertasydid dan untuk membedakan antara kalimat istifham (pertanyaan)
dengan sebuutan/berita.
Panjangnya 6 harokat.
Contoh :
Panjangnya 6 harokat.
Contoh :
قل آلذكرين asalnya adalah قل االذكرين
قل آلله asalanya adalah قل االله
MAD TAMKIN
Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu dalam
satu kalimat, di mana ya pertama berbaris kasroh dan bertasydid dan ya kedua
berbaris sukun/mati.
Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).
Contoh :
Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).
Contoh :
حيّيتم – أميين
– والنبيين
HUKUM
MIM MATI
Mim mati (مْ)
bila bertemu dengan huruf hijaiyyah, hukumnya ada tiga, yaitu:
1)
ikhfa syafawi,
2)
idgham mim, dan
3)
izhar syafawi.
IKHFA SYAFAWI (إخفاء سفوى)
Apabila mim mati (مْ)
bertemu dengan ba (ب), maka cara
membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.
IDGHAM MIMI ( إدغام ميمى)
Apabila mim mati (مْ)
bertemu dengan mim (مْ), maka cara
membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib
dibaca dengung.Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain.
IZHAR SYAFAWI (إظهار سفوى)
Apabila mim mati (مْ)
bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara
membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup
HUKUM QALQALAH
Pengertian Qalqalah : Menurut bahasa qalqalah artinya
gerak, sedangkan menurut istilah qalqalah adalah bunyi huruf yang memantul bila
ia mati atau dimatikan, atau suara membalik dengan bunyi rangkap.
Adapun huruf
qalqalah terdiri atas lima huruf, yaitu : ق , ط , ب ,
ج , د agar mudah dihafal dirangkai menjadi قُطْبُ
جَدٍ
Macam-macam Qalqalah
Qalqalah kubra (besar) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris hidup,
dimatikan karena waqaf. inilah Qalqalah yang paling utama, cara membacanya
dikeraskan qalqalahnya.
Contoh :
مَا خَلَقَ . أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ . زَوْجٍ
بَهِيْجٍ
Qalqalah Sugra (kecil) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris mati,
tetapi tidak waqaf padanya,caranya membacanya kurang dikeraskan Qalqalahnya.
Contoh :
يَقْطَعُوْنَ إِلاَّ إِبْلِيْسَ وَمَا أَدْرَاكَ
HUKUM BACAAN ALIF LAM – BELAJAR
TAJWID ALQURAN
Dalam ilmu
tajwid dikenal hukum bacaan alif lam ( ال
). Hukum bacaan alim lam (ال) menyatakan bahwa
apabila huruf alim lam ( ال ) bertemu dengan
huruf-huruf hijaiyah, maka cara membaca huruf alif lam ( ال ) tersebut terbagi atas dua macam, yaitu alif lam ( ال
) syamsiyah dan alif lam ( ال ) qamariyah
1. PENGERTIAN HUKUM BACAAN
“AL” SYAMSIYAH.
“Al” Syamsiyah adalah “Al” atau alif lam mati
yang bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah dan dibacanya lebur/idghom
(bunyi “al’ tidak dibaca).
Huruf-huruf tersebut adalah ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
Huruf-huruf tersebut adalah ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Syamsiyah:
a. Dibacanya dileburkan/idghom
b. Ada tanda tasydid/syiddah (ّ ) di atas huruf yang terletak setelah alif lam mati => الـــّ
Contoh:
a. Dibacanya dileburkan/idghom
b. Ada tanda tasydid/syiddah (ّ ) di atas huruf yang terletak setelah alif lam mati => الـــّ
Contoh:
وَالشَّمْسِ يَوْمُ الدِّيْنِ وَالضُّحَى
2. PENGERTIAN HUKUM BACAAN
“AL” QAMARIYAH
“Al” Qamariyah adalah “Al” atau alif lam mati
yang bertemu dengan salah satu huruf qamariyah dan dibacanya jelas/izhar.
Huruf-huruf tersebut adalah : ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي
Huruf-huruf tersebut adalah : ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي
Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Qamariyah:
a. Dibacanya jelas/izhar
b. Ada tanda sukun ( ْ) di atas huruf alif lam mati => الْ
Contoh:
a. Dibacanya jelas/izhar
b. Ada tanda sukun ( ْ) di atas huruf alif lam mati => الْ
Contoh:
اَلْهَادِى وَالْحَمْدُ بِاْلإِيْمَانِ
TANDA-TANDA WAKAF – BELAJAR TAJWID AL-QURAN
Waqaf artinya berhenti, yaitu berhenti ketika
membaca ayat-ayat Al-Qur’an baik di akhir ayat atau di pertengahan ayat.
Baca Juga: Macam Macam Waqaf dan Contohnya
Dalam Ilmu Tajwid
Adapun tanda-tanda waqaf antara lain :
مـ waqof lazim = harus berhenti
لا waqof mamnu’ = tidak boleh berhenti
ج Waqof jaiz = boleh berhenti / boleh melanjutkan
صلى washol ‘ula = disambung lebih utama
ز waqof mujawwaz = boleh berhenti
قف قلى Al-waqful ula = berhenti
lebih utama
ط waqof mutlaq
= boleh berhenti boleh tidak
ق Qiila ‘alaihi waqof =
dikatakan di sini boleh berhenti
ك Kadzalik = Seperti Waqof
sebelumnya
ص Waqof Murokhosh = Boleh Behenti
؞ Bila berhenti, maka berhentilah pada salah satu
tanda tersebut, dan jangan berhenti pada dua tanda teersebut sekaligus
Langganan:
Postingan (Atom)