UZAIR
Uzair
masuk ke dalam kebunnya. ternyata, kebun itu dipenuhi pohon- pohon yang hijau,
rimbun, berbuah banyak dan mudah dipetik. burung-burung ramai bernyanyi. uzair
menghabiskan waktunya menikmati suasana damai, menghirup nuansa keindahan di
dalam kebun. kemudian ia mengisi satu keranjangnya dengan anggur dan keranjang
lainnya dengan buah tin. tak lupa Ia pun membawa beberapa Potong Roti, dan
kemudian menaiki keledai nya untuk pulang ke rumah.
ketika
memikirkan rahasia penciptaan alam dan merenungi keagungan wujud, tiba-tiba ia
tersesat jalan. Iya tak dapat mengenali jalannya. semuanya tampak kacau.
arahnya tampak samar. tanpa disadarinya, Iya telah berada di tengah-tengah
perkampungan yang hancur. Tak ada yang tersisa dari perkampungan itu selain
reruntuhan bangunan dan bekas-bekas kehidupan. piring-piring tampak berserakan
di antara tulang belulang yang remuk dan tubuh-tubuh yang hancur.
uzair turun dari keledainya, meletakkan dua keranjangnya, dan
menambatkan keledainya. kemudian ia menyandarkan punggungnya ke sebuah dinding
hingga kesadarannya terkumpul dan kekuatan serta pikirannya pulih kembali. ia
beristirahat disana menikmati semilir angin yang bertiup sepoi-sepoi. Iya
lepaskan seluruh kebingungan menutupi pikirannya dan mulai merenung. Iya
memikirkan tentang bagaimana mayat-mayat itu akan dibangkitkan, Bagaimana tubuh
tubuh yang telah hancur itu akan dihidupkan Setelah semuanya dimakan tanah dan
menjadi debu yang dibasahi hujan.
pikiran uzair menemui jalan buntu. Iya tak mampu merenungkan
semua kemungkinan itu. kedua matanya mulai terpejam, lututnya lemas dan
kemudian ia memasuki alam mimpi, seakan-akan sedang menyusul orang-orang yang
telah berada di alam kubur.
100 tahun berlalu. anak-anak telah menjadi tua orang-orang telah
mati meninggalkan dunia. bangsa-bangsa telah hilang dan berbagai bangunan telah
hancur. sementara itu, tulang belulangnya telah bercerai berai dan
persendiannya telah lepas. Allah berkehendak untuk menjadikan Uzair sebagai
penerang kepada manusia. Iya ditugaskan untuk menjelaskan masalah hangat
diperdebatkan orang-orang, masalah yang tidak terjawab dengan jelas. mereka
terus berselisih mengenai masalah itu dan mencoba mengatasinya dengan hukum
indrawi yang bisa dicerna oleh Indra dan penglihatan mereka. Allah ingin
menjadikan uzair sebagai bukti yang jelas mengenai kebangkitan manusia setelah
kematian.
Allah
mengumpulkan tulang-tulang Uzair, lalu menyempurnakan penciptaannya dan
meniupkan ruh padanya. tiba-tiba uzair bangun, dengan bentuk yang sempurna dan
bahkan lebih segar. Ia merasa seakan-akan baru terbangun dari tidur yang
pendek. Ia segera mencari keledainya serta memeriksa makanan dan minumannya.
sesosok
malaikat mendekatinya dan menanyainya bertanya, " menurutmu, Berapa lama
kau tidur, wahai uzair?"
uzair
yang belum sempat minum dan berpikir menjawab, " aku tidur sehari atau
setengah hari."
malaikat
itu berkata, " tidak. Sesungguhnya engkau telah tidur selama 100 tahun di
tempat ini. hujan telah menyirami mu, air mengguyur mu, angin menerpamu dan
waktu telah beranjak jauh melintasi mu. bersama tahun-tahun yang panjang dan
zaman yang silih berganti, makananmu masih utuh, minumanmu pun tak berubah.
tetapi lihatlah keledai mu, kau lihat tulang-belulangnya telah hancur dan semua
persendiannya telah lepas. Allah Azza wa Jalla hendak memperlihatkan kepadamu
bagaimana dia membangkitkan kembali tulang-belulang itu, bagaimana dia
menghidupkannya, lalu mengembuskan ruh kehidupan kepadanya. semua itu
ditunjukkan agar kau merasa tenang dan semakin meyakini kebangkitan; agar
imanmu tentang hari kiamat semakin kuat, juga untuk menjadikanmu tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi manusia, yang akan mengeluarkan mereka dari gelap
kesesatan dan keraguan serta menjelaskan dasar-dasar keimanan yang samar bagi
mereka."
uzair
menoleh, ternyata keledai miliknya, yang semula tinggal tulang belulang, kini
berdiri di atas empat kakinya, lengkap dengan tanda & ciri cirinya. keledai
Itu tampak hidup dan segar. maka uzair berkata, " aku yakin Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu."
Uzair
mengambil keledainya dan segera menyusuri jalan menuju rumahnya. meskipun
tanda-tanda jalan dan berbagai bangunan di sekitar tempat itu telah berubah,
Iya masih bisa mengenalinya. iya mulai mengingat-ingat masa lalunya, seperti
orang yang mengingat-ingat mimpi yang dilihatnya tadi malam. akhirnya, Iya tiba
di rumahnya.
Setibanya di sana, Uzair melihat seorang nenek-nenek yang tak
bisa berdiri dengan tegak. tulang-tulangnya telah rapuh dan otot-ototnya telah
lemah. nenek Renta itu masih bertahan hidup meski usianya beranjak semakin tua
menuju ajal. penglihatan nenek tua itu telah buta. setelah diperhatikan dengan
seksama, ternyata Ia adalah budak perempuan uzair, yang saat ditinggalkan masih
anak-anak.
Uzair bertanya kepada si nenek, " Apakah ini rumah
Uzair?"
" benar. uzair," jawab si nenek dengan suara lemah
seperti tercekik. tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu. air matanya jatuh
berderai. nenek itu berkata lagi, " uzair telah pergi dan orang-orang
telah melupakannya. Sudah lama aku tidak menjumpai orang yang berbicara tentang
uzair, baru saat ini aku mendengarnya namanya disebut kembali."
Uzair berkata, " Aku adalah Uzair. Allah telah mematikan ku
selama 100 tahun. kemudian dia sekarang membangkitkanku pada wujud dan
menghidupkanku kembali."
nenek tua itu terguncang dan langsung membantah pengakuan uzair.
ia berkata tegas, "Uzair adalah lelaki Saleh yang doanya selalu
dikabulkan. setiap kali ia meminta sesuatu, Allah pasti mengabulkannya. setiap
kali ia memintakan kesembuhan bagi orang yang sakit, pasti Allah bukan si
sakit. jika kau memang benar uzair, berdoalah kepada Allah agar dia
menyembuhkan tubuhku dan mengembalikan penglihatanku.
uzair kemudian berdoa kepada Allah, dan tiba-tiba pandangan
nenek tua itu kembali sehat seperti sedia kala bahkan tubuhnya tampak lebih
sehat dan lebih segar. nenek tua itu mencium kedua tangan dan kaki uzair,
kemudian iya bergegas pergi menemui Bani Israil.
Di
antara kaum Bani Israil itu terdapat anak cucu Uzair yang sebagian di antaranya
telah berusia 80 tahun, sedang sebagiannya berusia 50-an. ada juga beberapa
saudara Uzair yang sudah sangat rentang, nyaris tak bisa melakukan apa-apa.
nenek itu berteriak-teriak, "Uzair yang kurang lebih 100 tahun lalu telah
hilang, kini dikembalikan lagi oleh Allah dalam rupa lelaki yang wajahnya lebih
segar dan lebih muda."
uzair
muncul menemui mereka dalam penampilan seorang lelaki yang mudah dan gagah.
mereka mengingkari bahwa yang berdiri di hadapan mereka adalah uzair. namun
mereka penasaran mendengar cerita si nenek sehingga mereka ingin mengujinya
membuktikan kebenaran ucapannya.
seorang
anak Uzair berkata, " bapakku mempunyai tanda di pundaknya yang dengan
tanda itu ia bisa dibedakan dan dikenali." Mereka kemudian memeriksa
pundak uzair, ternyata Tanda itu ada di sana persis seperti yang diketahui
anaknya, juga seperti yang didengar cucu-cucunya. namun mereka masih penasaran
dan ingin merasa lebih yakin. masih ada keraguan yang meliputi pikiran mereka.
karena itu, ketua mereka berkata, " kami mendapat cerita bahwa sejak
nebukadnezar datang ke Baitul Maqdis dan sejak Taurat terbakar, di muka bumi
hanya tinggal segelintir orang yang hafal Taurat. di antara mereka adalah
uzair. Jika kau benar Uzair, bacakanlah kepada kami apa yang dulu engkau hafal.
uzair
menceritakan peristiwa itu kemudian mengakhirinya dengan Taurat yang ia hafal
tanpa mengurangi, mengubah atau menggantinya sedikitpun.
berangsur-angsur
mereka mulai mempercayai ceritanya. kemudian mereka merangkulnya seperti
perasaan haru. Namun, karena kekerasan hati mereka, peristiwa itu tidak membuat
mereka semakin beriman, melainkan justru membuat mereka semakin kafir. dengan
mantap mereka berkata. " uzair itu Putera Allah."
Sumber :
Buku Induk Kisah-kisah Al-Qur’an
.post-body{-webkit-touch-callout:none;-webkit-user-select:none;-moz-user-select:none;-ms-user-select:none;-o-user-select:none;user-select:none}