Minggu, 27 Oktober 2019

KISAH UZAIR


UZAIR

Uzair masuk ke dalam kebunnya. ternyata, kebun itu dipenuhi pohon- pohon yang hijau, rimbun, berbuah banyak dan mudah dipetik. burung-burung ramai bernyanyi. uzair menghabiskan waktunya menikmati suasana damai, menghirup nuansa keindahan di dalam kebun. kemudian ia mengisi satu keranjangnya dengan anggur dan keranjang lainnya dengan buah tin. tak lupa Ia pun membawa beberapa Potong Roti, dan kemudian menaiki keledai nya untuk pulang ke rumah.
ketika memikirkan rahasia penciptaan alam dan merenungi keagungan wujud, tiba-tiba ia tersesat jalan. Iya tak dapat mengenali jalannya. semuanya tampak kacau. arahnya tampak samar. tanpa disadarinya, Iya telah berada di tengah-tengah perkampungan yang hancur. Tak ada yang tersisa dari perkampungan itu selain reruntuhan bangunan dan bekas-bekas kehidupan. piring-piring tampak berserakan di antara tulang belulang yang remuk dan tubuh-tubuh yang hancur.
uzair turun dari keledainya, meletakkan dua keranjangnya, dan menambatkan keledainya. kemudian ia menyandarkan punggungnya ke sebuah dinding hingga kesadarannya terkumpul dan kekuatan serta pikirannya pulih kembali. ia beristirahat disana menikmati semilir angin yang bertiup sepoi-sepoi. Iya lepaskan seluruh kebingungan menutupi pikirannya dan mulai merenung. Iya memikirkan tentang bagaimana mayat-mayat itu akan dibangkitkan, Bagaimana tubuh tubuh yang telah hancur itu akan dihidupkan Setelah semuanya dimakan tanah dan menjadi debu yang dibasahi hujan.
pikiran uzair menemui jalan buntu. Iya tak mampu merenungkan semua kemungkinan itu. kedua matanya mulai terpejam, lututnya lemas dan kemudian ia memasuki alam mimpi, seakan-akan sedang menyusul orang-orang yang telah berada di alam kubur.
100 tahun berlalu. anak-anak telah menjadi tua orang-orang telah mati meninggalkan dunia. bangsa-bangsa telah hilang dan berbagai bangunan telah hancur. sementara itu, tulang belulangnya telah bercerai berai dan persendiannya telah lepas. Allah berkehendak untuk menjadikan Uzair sebagai penerang kepada manusia. Iya ditugaskan untuk menjelaskan masalah hangat diperdebatkan orang-orang, masalah yang tidak terjawab dengan jelas. mereka terus berselisih mengenai masalah itu dan mencoba mengatasinya dengan hukum indrawi yang bisa dicerna oleh Indra dan penglihatan mereka. Allah ingin menjadikan uzair sebagai bukti yang jelas mengenai kebangkitan manusia setelah kematian.
Allah mengumpulkan tulang-tulang Uzair, lalu menyempurnakan penciptaannya dan meniupkan ruh padanya. tiba-tiba uzair bangun, dengan bentuk yang sempurna dan bahkan lebih segar. Ia merasa seakan-akan baru terbangun dari tidur yang pendek. Ia segera mencari keledainya serta memeriksa makanan dan minumannya.
sesosok malaikat mendekatinya dan menanyainya bertanya, " menurutmu, Berapa lama kau tidur, wahai uzair?"
uzair yang belum sempat minum dan berpikir menjawab, " aku tidur sehari atau setengah hari."
malaikat itu berkata, " tidak. Sesungguhnya engkau telah tidur selama 100 tahun di tempat ini. hujan telah menyirami mu, air mengguyur mu, angin menerpamu dan waktu telah beranjak jauh melintasi mu. bersama tahun-tahun yang panjang dan zaman yang silih berganti, makananmu masih utuh, minumanmu pun tak berubah. tetapi lihatlah keledai mu, kau lihat tulang-belulangnya telah hancur dan semua persendiannya telah lepas. Allah Azza wa Jalla hendak memperlihatkan kepadamu bagaimana dia membangkitkan kembali tulang-belulang itu, bagaimana dia menghidupkannya, lalu mengembuskan ruh kehidupan kepadanya. semua itu ditunjukkan agar kau merasa tenang dan semakin meyakini kebangkitan; agar imanmu tentang hari kiamat semakin kuat, juga untuk menjadikanmu tanda-tanda kekuasaan Allah bagi manusia, yang akan mengeluarkan mereka dari gelap kesesatan dan keraguan serta menjelaskan dasar-dasar keimanan yang samar bagi mereka."
uzair menoleh, ternyata keledai miliknya, yang semula tinggal tulang belulang, kini berdiri di atas empat kakinya, lengkap dengan tanda & ciri cirinya. keledai Itu tampak hidup dan segar. maka uzair berkata, " aku yakin Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Uzair mengambil keledainya dan segera menyusuri jalan menuju rumahnya. meskipun tanda-tanda jalan dan berbagai bangunan di sekitar tempat itu telah berubah, Iya masih bisa mengenalinya. iya mulai mengingat-ingat masa lalunya, seperti orang yang mengingat-ingat mimpi yang dilihatnya tadi malam. akhirnya, Iya tiba di rumahnya.
Setibanya di sana, Uzair melihat seorang nenek-nenek yang tak bisa berdiri dengan tegak. tulang-tulangnya telah rapuh dan otot-ototnya telah lemah. nenek Renta itu masih bertahan hidup meski usianya beranjak semakin tua menuju ajal. penglihatan nenek tua itu telah buta. setelah diperhatikan dengan seksama, ternyata Ia adalah budak perempuan uzair, yang saat ditinggalkan masih anak-anak.
Uzair bertanya kepada si nenek, " Apakah ini rumah Uzair?"
" benar. uzair," jawab si nenek dengan suara lemah seperti tercekik. tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu. air matanya jatuh berderai. nenek itu berkata lagi, " uzair telah pergi dan orang-orang telah melupakannya. Sudah lama aku tidak menjumpai orang yang berbicara tentang uzair, baru saat ini aku mendengarnya namanya disebut kembali."
Uzair berkata, " Aku adalah Uzair. Allah telah mematikan ku selama 100 tahun. kemudian dia sekarang membangkitkanku pada wujud dan menghidupkanku kembali."
nenek tua itu terguncang dan langsung membantah pengakuan uzair. ia berkata tegas, "Uzair adalah lelaki Saleh yang doanya selalu dikabulkan. setiap kali ia meminta sesuatu, Allah pasti mengabulkannya. setiap kali ia memintakan kesembuhan bagi orang yang sakit, pasti Allah bukan si sakit. jika kau memang benar uzair, berdoalah kepada Allah agar dia menyembuhkan tubuhku dan mengembalikan penglihatanku.
uzair kemudian berdoa kepada Allah, dan tiba-tiba pandangan nenek tua itu kembali sehat seperti sedia kala bahkan tubuhnya tampak lebih sehat dan lebih segar. nenek tua itu mencium kedua tangan dan kaki uzair, kemudian iya bergegas pergi menemui Bani Israil.
Di antara kaum Bani Israil itu terdapat anak cucu Uzair yang sebagian di antaranya telah berusia 80 tahun, sedang sebagiannya berusia 50-an. ada juga beberapa saudara Uzair yang sudah sangat rentang, nyaris tak bisa melakukan apa-apa. nenek itu berteriak-teriak, "Uzair yang kurang lebih 100 tahun lalu telah hilang, kini dikembalikan lagi oleh Allah dalam rupa lelaki yang wajahnya lebih segar dan lebih muda."
uzair muncul menemui mereka dalam penampilan seorang lelaki yang mudah dan gagah. mereka mengingkari bahwa yang berdiri di hadapan mereka adalah uzair. namun mereka penasaran mendengar cerita si nenek sehingga mereka ingin mengujinya membuktikan kebenaran ucapannya.
seorang anak Uzair berkata, " bapakku mempunyai tanda di pundaknya yang dengan tanda itu ia bisa dibedakan dan dikenali." Mereka kemudian memeriksa pundak uzair, ternyata Tanda itu ada di sana persis seperti yang diketahui anaknya, juga seperti yang didengar cucu-cucunya. namun mereka masih penasaran dan ingin merasa lebih yakin. masih ada keraguan yang meliputi pikiran mereka. karena itu, ketua mereka berkata, " kami mendapat cerita bahwa sejak nebukadnezar datang ke Baitul Maqdis dan sejak Taurat terbakar, di muka bumi hanya tinggal segelintir orang yang hafal Taurat. di antara mereka adalah uzair. Jika kau benar Uzair, bacakanlah kepada kami apa yang dulu engkau hafal.
uzair menceritakan peristiwa itu kemudian mengakhirinya dengan Taurat yang ia hafal tanpa mengurangi, mengubah atau menggantinya sedikitpun.
berangsur-angsur mereka mulai mempercayai ceritanya. kemudian mereka merangkulnya seperti perasaan haru. Namun, karena kekerasan hati mereka, peristiwa itu tidak membuat mereka semakin beriman, melainkan justru membuat mereka semakin kafir. dengan mantap mereka berkata. " uzair itu Putera Allah."

Sumber : Buku Induk Kisah-kisah Al-Qur’an



.post-body{-webkit-touch-callout:none;-webkit-user-select:none;-moz-user-select:none;-ms-user-select:none;-o-user-select:none;user-select:none}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar